Minggu, 10 Juli 2011

My Holiday In Jakarta

Keberangkatan tanggal 24  Juni 2011 dari kantor TITIAN di Bayat pukul 09.00 WIB, kemudian kami diantar oleh Mbak Iin menuju  Bandara Adisutjipto, Yogyakarta. Kemudian bertemu dengan Mbak Wiwid, yang sedang memandu rombongan lain ( anak beasisiwa yang di sponsori oleh CLSA ) untuk check-in. Akhirnya tiba giliran kami untuk check-in, namun kami mengalami hambatan karena petugas bandara tidak mengizinkan Mbak Wiwid masuk, kemudian kami check-in dengan dibantu oleh petugas bandara. Kami menunggu di ruang tunggu hingga pesawat kami tiba. Kemudian kami semua dipersilahkan menuju ke pesawat dan kami terbang kejakarta. Saat di udara saya merasakan telinga saya sakit hingga saya mengalami sakit kepala sebelah. Sesampainya di Bandara Soekarno - Hatta kami bertemu dengan rombongan yang berangkat dahulu. Disana mereka sudah ditemani oleh Mbak Luci, orang yang menjemput kami ini adalah orang dari Ibu Santi yang akan memandu kami selama di Jakarta sebelum bergabung dengan pendamping. Kemudian kami dibawa menuju kediaman Ibu Santi di Lebak Bulus. Sesampainya disana kami bertemu dengan keluarga Ibu Santi. Kemudian kami diberi pengarahan selama di Jakarta. Setelah itu kami berenang dan kemudian makan malam, lalu beberapa dari kami dipindah ke Taman Sari, tidak jauh dari rumah bu Santi.
Hari pertama di Jakarta, 25 Juni 2011. Kami bersiap dan kemudian berangkat ke rumah Ibu Santi. Kemudian kami sarapan dan mengambil bekal. Setelah itu kami beangkat ke DUFAN bersama Mbak Luci, Mbak Cindy dan Mas Bastian. Sampainya di Dufan kami mencoba wahana Kora – Kora, sungguh menantang, kami menaiki ayunan yang di putar hingga Sembilan puluh derajat dan dengan kecepatan yang kuat. Hingga salah satu dari kami yaitu Suryanti muntah.  Selanjutnya kami menuju ke wahana Tornado, disini kami diputar tigaratus enampuluh derajat dengan kecepatan tinggi. Sangat memacu adrenalin. Ketika melihat foto saya, saya tertawa melihat ekspresi wajah saya. Selanjutnya kami menuju ke Hysteria, disini sudah mulai ada antrian yang cukup panjang. Melihat wahana ini sudah membuat jantung saya berdebar. Namun setelah mencobanya, saya merasa sangat terkejut dan senang, saya bisa berteriak sekuat mungkin. Kemudian beberapa dari kami termasuk saya menjalankan sholat dzuhur, namun sebelumnya saya dan tiga orang lainnya yakni, Agnes, Eva dan Erlina mencobawahana Kicir – Kicir, wahana ini sangat menantang, kami diputar kearah kanan kamudian tempat duduk kami masih diputar ke kiri. Setelah itu kami lanjut ke wahana Halilintar, kali ini semua anak mencoba wahana ini, yang sebelumnya hanya menjaga tas ( terutama Yanti yang mabuk di wahana pertamanya) ikut mencoba wahana ini. Kami menaiki wahana ini dengan lintasan ekstrim dan kecepatan tinggi. Selanjutnya kami makan siang.  Setelah makan siang kami menuju wahana Niagara – Gara, disini kami menaiki boat untuk melintasi aliran yang cukup ekstrim, kami dibawa menuju ke gua – gua, dan yang terakhir adalah luncuran yang sangat curam dan akhirnya kami basah setelah menyebrangi air yang menggenang di depan luncuran tadi. Selanjutnya saya mencoba sebuah wahana yang biasa saja yakni rumah miring, dimana lantai rumah ini di susun miring. Setelah dari rumah miring kami berlanjut menuju ke wahana Arung Jeram, disini antrean sudah sangat panjang. Setelah mengantri cukup lama akhirnya kami mendapat giliran untuk mencoba wahana ini. Dalam wahana ini kami dibawa oleh satu boat dengan lintasan di air yang sangat ekstrim, hingga membuat baju kami basah kuyup. Setelah itu kami mencoba wahana Perang Bintang, wahana ini sangat menantang dan menarik, kami diputar seperti menaiki Komedi Putar, namun dengan ketinggian yang cukup tinggi dan putaran yang cukup ekstrim. Setelah itu kami melihat pertunjukan “ 7 Wonderful Dance In The World “ disini kami melihat tarian dari berbagai penjuru dunia, sangat mengesankan sekali. Setelah pertunjukan selesai ada pesta kembang api  yang sangat menarik. Kami juga sempat berfoto dengan penari disanan. Setelah itu saya menaiki wahana Hysteria lagi, saking asyiknya saya mencoba hingga lima kali putaran. Setelah itu kami mencoba wahana bianglala. Kemudian kami berkumpul dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Bu Santi kami makan malam dan kemudian kami yang tinggal di Taman Sari segera menuju ke Taman sari dan segera tidur.

Hari Kedua 26 Juni 2011, kami menuju kerumah Ibu Santi dan kemudian sarapan dan mengambil bekal, setelah itu kami berangkat menuju Pelabuhan Sunda Kelapa, disana kami melihat banyak kabal yang merapat, kami bahkan sempat naik ke anjungan dan berfoto. Meski jalan menuju anjungan kapal hanya satu buah kayu balok. Setelah itu kami berlanjut ke kawasan Kota Tua, sangat menarik sekali bagi saya yang diberi kesempatan untuk melihat kota peninggalan jaman belanda ini. Namun saya agak sedih karena bangunan ini tidak terawat. Setelah berkeliling di kawasan Kota Tua kami berlanjut menuju ke Museum Fatahillah, disini kami melihat benda kuno peninggalan Belanda. Setelah  itu kami berfoto ria dan kemudian beranjak menuju Museum Seni. Disini kami melihat lukisan, barang dari kapal karam, ukiran dan berbagai jenis keramik. Sungguh sangat menyenangkan disini,. Setelah itu kami menuju ke Museum Wayang. Disini kami melihat banyak sekali tokoh wayang dalam berbagai versi, selain itu juga ada berbagai macam boneka dan wayang dari mancanegara seperti perancis, rusia, india, kamboja dan lainya. Setelah tour museum kami  makan siang dengan menu soto, sungguh anugerah yang sangat luar biasa karena kami sangat merindukan masakan ini. Selanjutnya kami keliling Jakarta melihat gedung megah, Monas, Istana Presiden dan bangunan megah lainya. Selanjutnya kami menuju ke Masjid Kubah Emas, kami diberi waktu lima belas menit untuk berkeliling dan selanjutnya kami pulang ke rumah Ibu Santi. Kemudian makan malam dan kembali ke Taman Sari.

Hari ketiga 27 Juni 2011, sebelumnya kami berencana menuju ke Tangkuban Perahu. Namun entah mengapa kami dialihkan ke Taman Safari di Bogor. Seperti biasa kami sarapan dan mengambil bekal dan kemudian berangkat ke taman safari. Kami hanya di temani oleh Mbak  Luci. Perjalanan membutuhkan waktu selama tiga jam. Makanan kami habis di jalan dan kami sangat senang karena dapat melihat pemandangan yang indah. Sesampainya di Taman Safari kami segera berkeliling dengan bus. Kami melihat binatang yang ada disana sangatlah banyak, gemuk dan sehat. Kami puas sekali, kami dapat melihat binatang local dan mancanegara secara langsung. Setelah itu kami pergi ke area satwa unggas, disini banyak sekali burung yang indah dan sangat menarik. Setelah itu kami berfoto dengan gajah. Kamudian kami makan siang. Kemudian kami berkeliling ke area satwa keluarga kucing atau entah apa namanya. Kamudian kami melihat pertunjukan harimau, kami menuju tempat ini dengan menggunakan kereta. Pertunjukannya sangat menarik, apalagi atraksi yang sangat ekstrim. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju ke pertunjukan lumba – lumba. Pertunjukan disini sangatlah menarik dan mempesona. Kami melihat berbagai atraksi dari binatang ini. Setelah itu kami turun ke stasiun akhir. Kemudian kami pulang namun sebelumnya kami berfoto terlebih dahulu. Kami menempuh perjalanan pulang selama empat jam. Kemudian makan malam dan pulang ke Taman Sari.
Hari keempat 28 Juni 2011, kami berkemas dan kemudian membawa barang kami ke rumah Ibu, kemudian kami pergi ke Grand Indonesia, disana kami bermain bowling bersama ibu santi. Sangat menyenagkan, kami bermain dengan gembira, meski baru pertama kalinya, namun kami mendapat nilai yang cukup banyak. Setelah bermain Bowling kami makan siang di KFC yang asli. Kemudian kami elihat pertunjukan tarian air mancur. Kamudian kami menuju ke Gramedia. Disanan ada benyak sekali buku – buku yang menarik. Kemudian kami berpisah dengan Ibu santi, kami merasa sangat sedih sekali. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke hotel tempat kami menginap bersama pendamping. Kemudian mbak luci pulang. Kemudian pendamping datang dan kemudian mereka membagikan kamar untuk kami. Kemudian kami menata kamar dan kemudian makan malam di texas chiken. Kemudian kami pergi tidur.

Hari kelima 29 Juni 2011, kami sarapan di rumah makan padang, kemudian kami berangkat ke TMII, disana kami menaiki wahana sky lift, yakni kereta gantung yang membawa kami berkeliling di TMII. Selanjutnya kami menuju IMAX untuk menonton film tiga dimensi dengan judul T-Rex. Saat menuju IMAX kami bertemu8 dengan bapak Anies Baswedan, beliau dalah rector Universitas Paramadina. Kemudian kami berfoto dengan beliau. Setelah itu kemi masuk kedalam IMAX dan kemudian menonton film sambil makan Burger. Setel;ah itu kami menuju ke tempat pemutaran film empat dimensi. Saat di perjalanan kami mampir ke Klenteng, kami pun berfoto ria disana. Kemudian kami juga sholat terlebih dahulu. Saat tiba di pertunjukan film empat dimensi kami sangat senang karena melihat animasi yang ada. Kami seperti dapat menyentuh benda – benda dalam animasi tersebut. Kemudian kami beranjak dan mencari tempat makan siang. Akhirnya sampai di tempat di pinggir jalan dengan menu mie ayam dan baso. Setelah itu kami pulang ke Hotel dan selanjutnya kegiatannya adalah bebas.

Hari keenam 30 Juni 2011, kali ini kami akan melakukan kunjungan industri, pertama – tama kami mengunjungi PT. Indofood CBP, disana kami diperkenalkan tentang profile perusahaan dan kemudian kami diajak untuk melihat proses pembuatan produk – produk mie instan disana. Setelah berkeliling dilanjutkan sesi tanya jawab dan kemudian makan mie goreng. Setelah itu kemi pulang dan di beri beberapa produk mie instan deari Indofood. Selanjutnya kami menuju ke PT. Suzuki. Disana kami juga dijelaskan mengenai profile perusahaan, kemudian kami di8ajak berkeliling ke pabrik. Kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab. Selanjutnya kami pulang dan kemudian makan malan di Panciouss. Disana menu yang disajikan adalah menu masakan eropa, saya memesan Tenderloin dan Blueberry pancake. Setelah makan malam kami pulang dan tidur.

Hari ketujuh 01 Juli 2011, kami menuju stasiun TV RCTI, saat kami kesana kebetulan sekali sedang ada acara dahsyat, dan kami pun diberi kesempatan untuk ikut menonton acara ini. Setelah itu kami berkeliling ke studio lainya. Setelah itu kami menuju ke CLSA, disana kami disambut sengan ramah. Dan kemudian kami makan siang disana dan berbincang – bincang dengan staff disana. Setelah itu kami menuju ke Blitz Megaplex, kami melihat film yang berjudul  Serdadu Kumbang. Kemudian kami menuju ke lascar pelangi musical. Setelah itu kami pulang ke hotel dan tidur.

Hari kedelapan 02 Juli 2011, kami sarapan di taman isamil marzuki dan kemudian melihat pertunjukan di planetarium. Setelah itu kami menuju ke kediaman Mr. Nick untukl makan siang bersama. Setelah itu kami yang didanai oleh Keluarga Kasoem di pindahkerumah Bu Santi. Setelah itu kami menghabiskan sore di rumah Ibu, danmalamnya kami makian malam sambil Barbeque- an disana, setelah itu kami melihat film.

Hari kesembilan 03 Juli 2011, kami berkemas dan kemudian menuju bandara Soekarno – Hatta, kamudian kami terbang ke Yogyakarta sdan Pulang kerumah.

Jumat, 27 Mei 2011

Kisah Sang Vrael


Pagi yang cerah di sebuah desa kecil di penghujung Klaten, Jarum, begitulah desa ini disebut. berbagai ativiats pagi yang sangat padat terjadi disana. Tanpa terkecuali Tri Widodo, atau yang akrab dipanggil Dodo oleh semua orang yang mengenalnya. Ia bersekolah di SMA N 1 Klaten, hari itu adalah hari yang biasa saja baginya. Ia menjalani hari sperti hari - hari sebelumnya, mulai dari berangkat sekolah, menuntut ilmu, bermain dan semua aktivitasnya baik di sekolah, rumah maupu kantor TITIAN, tempat oragnisasi yang memberinya beasiswa berada. Namun ada yang aneh saat hari menjelang sore, ia tak tahu mangapa rasanya ia ingin sekali tidur. Maka pegilah ia ke tempat tidurnya dan terlelap dalam mimpi yang aneh.

Dalam mimpi ia terbangun, ia berada ditempat yang sangat aneh, tiba - tiba sebuah kunai ( senjata semacam pisau dalam dunia ninja ) meluncur dari balik pepohonan dan nyaris mengenainya. ia melihat kearah dari mana  kuani itu berasal, berdirilah seorang laki - laki yang gagah disana, kira - kira seumuran dengannya.

" Siapa Kau?," tanyanya

" Aku adalah Zughor, penjaga hutan ini, hutan dimana sang bijak mengirimkan utusan untuk menyelesaikan pertarungan di dunia ini," kata laki - laki itu.

" Mengapa aku bisa berada disini?" tanya Dhodo.

" Mungkin kau adalah utusan sang bijak untuk melakukan hal itu. Apakah kau Vrael?" kata Zughor.

" Bukan, aku Dhodo. Tapi aku sering menggunakan nama itu dan aku tak tahu kalau Vrael itu sungguhan," jawab Dhodo.

Akhirnya Zughor menjelaskan bahwa utusan itu tidak bernama Vrael, melainkan bergelar Vrael. Vrael adalah seseorang yang bijaksana, kuat dan penuh wibawa. Kemudian Dhodo di bawa menuju markas pemberontak pemerintahan Zukrox ( raja kejam yang berkuasa saat itu ). Markas itu berada ditengah hutan yang lebat, namun suasana didalamnya sangat damai, karena semua orang ( termasuk balita dan lansia ) berlindung disana dalam kehidupan yang lebih baik.

“ Dimana ini? “ tanya Dhodow

“ Hutan Lumberdwood, di bagian selatan Wiseland “ jawab Zughor.

Di tempat itu, Dhodow di jelaskan mengenai arti dari Vrael, dan setelah melalui ujian bersama tetua disana, ia di nobatkan sebagai sang Vrael, ia sekarang menyandang nama besar, Dhodow Vraelo. Dhodow belajar banyak hal baru disana, seperti teknik berarung, pengendalian elemen, penyembuhan, sihir, pedang dan sebagainya. Stetelah beberapa hari, setelah hari – hari penuh latihan akhirnya seorang peramal disana menyatakan bahawa tujuh hari lagi akan ada pertempuran besar antara Zukrox dan pemberontak. Sang peramal melihat cahaya putih dianara kedua belah pihak, entah apa meksudnya.
Setelah mendengar perkataan sang peramal, maka begegaslah Vrael dan pasukan membangun kekuatan dan berlatih. Semua pasukan telah berkumpul dari berbagi penjuru, sperti, Elva ( pemimpin pasukan gadis petarung dari pegunungan utara ), Romane dan adiknya yang benama Vinkya ( putra dari orang kepercayaan Zukrox yang kabur untuk membela kebenaran ), serta putri Zuanna dari lautan timur yang pandai bertarung dan menyembuhkan, dan berbagai bantuan lainnya telah terkumpul. Mereka segera menyusun strategi pertempuran.

Akhirnya hari ke tujuh telah tiba, semua pasukan berada di medan perang yang diberi nama “ Plaryates “. Ternyata pasukan Zukrox telah berada disana. Telah bersiap menghadapi pasukan Vrael, namun ada sesuatu yang aneh, sang peramal bergabung dalam pasukan Zukrox, sang peramal telah menghianati mereka.

Pasukan Vrael menelan ludah setelah melihat kenyataan itu. Namun Vrael segera mengambil alih kepemimpinan dan mengadakan perundingan dengan pemimpin pasukannya yang lain dengan menggunakan komunikasiu antar benak. Setelah beberapa menit saja mereka mengambil keputusan untuk meneruskan perang dengan strategi baru yang telah mereka susun. Genderang bertalu, pertempuran dimulai.

Vrael berlari ke tengah pertempuran untuk menhadapi sang Zukrox, pertarungan antara mereka berdua berlangsung cukup lama, karena mereka berdua sama – sama kuat dan pandai. Entah mengapa Vrael seakan melihat suatu lubang diantara benteng pertahanan diri Zukrox. Ia kemudian menyerang di tempat itu, setelah itu Zukrox berteriak, berteriak penuh kemarahan. Tak lama kemudian ia terjengkang dan telah tewas ditangan Vrael.

Pertempuarn telah berakhir, kelompok pemberontak menang dan mengembalikan keadaan Wiseland seperti dahulu kala, sebelum Zukrox berkuasa. Saat itu Vrael sedang berjalan di sekitar taman di dekat hutan Lumberdwood, ia melihat suatu cahaya keputihan disana kemudian ia mengikutinya. Sesampainya ditengah hutan cahaya itu berhenti dan meluas, menutup semua yang ada di sekeliling Vrael.

Saat itu juga ia melihat matahari menyinari matanya dari kaca di atap rumah Dhodow, ia terbangun, ternyata ia bermimpi, berpimpi tentang suatu tempat yang sering ia bayangkan. Tempat yang sering ia kunjungi dalam imajinasinya. Ia merenung, dan membayangan semua yang telah ia impikan. Dalam hati ia sangat bahagia dan juga bersyukur karena saat itu hari libur, jadi tidak masalh kalu ia bangun kesiangan.

BEGITULAH AKHIR DARI KISAH SANG VRAEL

DHODOW VRAELO

Rabu, 25 Mei 2011

TIMUN MAS



Dek jaman biyen ing salah sawijining desa, ana mbok randa sing urip dewe ora ana anak utawa sedululur. Amarga urip dewe mbok randa mau kepengin duwe anak. Saben dina mbok randa ndonga awan bengi ing ngarsane Gusti Allah supaya diwenehi anak. Deweke yakin menawa penjaluke bakal di kabulake dening Gusti Allah.
Tanpa sangertine mbok randa, anggone donga awan bengi ing omahe kuwi mau keprungu Buto ijo sing kebeneran liwat sacedhake kono. Buto ijo banjur nyeluk mbok randa supaya metu saka omahe. mbok randa kaget ngerteni ana Buto ijoing ngarep omahe.
Sawise ora miris maneh ngerteni Buto ijo sing gedhe tur medeni kuwi, si Buto ijongomong menawa bisa nulungi menehi anak. Mbok randa bungah atine krungu kandane Buto ijo kuwi mau lan nyaguhi kabeh penjaluke Buto ijomenawa diwenehi anak tenan.
Penjaluke Buto ijo yaiku menawa anake mbok randa wis gedhe dijaluk arep dipangan. Sabanjure Buto ijo iku menehi wii timun sing kudu di tandur mbok randa. Sawise Buto ijo kuwi mau lunga, mbok Randa nandur wiji timun iku ana kebone. Wiji kuwi dirumat lan diopeni kanthi gemathi, disiram, diresiki sukete lan dirabuk supaya cepet tukul.
Sawise tukul lan dadi wit timun kang subur, wit timun iku mau wis pada uwoh. Ing antarane akehe woh timun, ana salah sijine timun kang nganeh-anehi. Rupane kuning emas lan gedhene sak guling. Timun iku banjur pecah lan ing njero timun mau ana bayi manungsane.
Mbok randa bungah atine amarga penjaluke kepengin duwe anak wis kaleksanan. Mbok randa ngucapake syukur marang Gusti Allah amarga dongane wis diijabah. Bayi iku mau wadon, pakulitane resik alus kaya kulit timun amarga laer saka timun sing kuning kaya emas, bayi wadon kuwi mau dijenengake Timun mas.
Sawise Timun mas ngancik dewasa, mbok randa kelingan janjine karo Buta menawa arep menehake Timun mas. Mbok randa dadi susah atine, rina wengi mbok randa donga supaya entuk pitulungan saka Gusti Allah. Salah sawijining wengi, mbok randa ngimpi ketemu pertapa ing gunung gandul. Pertapa kuwi mau sing bisa nulungi supaya Timun mas ora dijupuk sang Buto.
Esuke mbok randa lungo menyang gunung gandul kaya impene. Sawise ketemu karo pertapa kaya ing impene, mbok randa disangoni buntelan kanggo Timun mas. Pertapa kuwi mau menehi pitutur piye carane supaya Timun mas bisa oncat saka bebaya ngadepi sang Buto. Sawise ngucapake maturnuwun mbok randa pamitan mulih.
Tekan omah mbok randa menehi buntelan kang cacahe papat, lan dituturi piye carane nggunake. Mbok randa ngonggkon Timun mas lungo saka omah lan mlayu sak cepet-cepete. Sawise iku Buto ijo kang arep jupuk Timun mas teka ing omahe mbok randa banjur nesu, ngerteni Timun mas wis ora ana. Buto ijo nesu lan ngamuk, kebonne mbok randa dirusak banjur bengok-bengok ngoyak Timun mas.
Amarga Buto ijo jangkahe amba sedela wae Timun mas wis meh kasil koyak. Timun mas bajur nguncalake buntelan sing isine wiji timun. Dumadakan dadi kebon timun kang akeh woh timune, Buto ijo mandeg lan mangan timun sing katon seger-seger kuwi mau. Sawise timune entek sang Buto ijo kelingan menawa ngoyak Timun mas. Buto ijo banjur ngoyak Timun mas maneh sing wis mlayu tekan adoh.
Lagi sedela wae sang Buto ijo wis meh kasil ngoyak Timun mas. Buntelan sing isi dom terus diuncalake Timun mas. Dumadakan dadi alas pring sing ngalangi playune Buto. Tapi sedela wae Buto ijo kasil bisa metu saka alas pring kuwi mau.
Timun mas banjur nguncalke buntelan kang isine uyah, lan malih dadi segara kang amba lan jero. Buto ijo nglangi ing segara kuwi mau tetep ngoyak Timun mas lan kasil mentas saka segara. Timun mas arep kasil koyak meneh, banjur nguncalake buntelan  kang pungkasan.
Buntelan kang isine trasi malih dadi segara lendhut kang jero. Buto ijokecemplung lan kangelan mentas saka lendhut kuwi mau. Pungkasane Buto ijo kang ngoyak Timun mas iku mati kleleb ing njero segara lendhut. Timun mas akhire selamet lan urip tentrem karo mbok randa.